Welcome to http://jadimanhutapea.blogspot.com

Laman

Agama Malim Huta Tinggi-Laguboti Toba Samosir

Dalam hal ugamo malim dalam hal pengikutnya parmalim bahwa Mulajadi Nabolon dalam wujud kuasa Debata Bataraguru menjelmakan Roh-Nya dalam bentuk keilahian pada jasad, simarimbulu bosi yang membimbing manusia dalam bentuk pemerintahan dengan hukumkerajaan. Inilah yang menjadi asal mula kerajaan dan pemerintahan di tanah Batak. Kuasakerajaan ini kemudian diturunkan kepada Siraja Batak dan seterusnya kepada Raja Sisingamangaraja I sampai dengan XII.

Mulajadi Nabolon dalam perwujutan pancaran kuasa Debata Sorisohaliapan melalui Roh-Nya menurunkan kuasa kesucian (timbangan hamalimon) kepada Patuan Raja Malim asal mula pimpinan habonaran-hamalimon di Tanah Batak. Hukum kesucian ini kemudian diturunkan kepada Raja Uti, yang menurut kepercayaan Batak Tua dianggap nabi dan tidak pernah mati.


Disamping itu masih ada lagi tempat untuk menyembelih hewan kurban yang hendak dipersembahkan. Jika pusat Ugamo Malim dipimpin oleh Ihutan maka daerah daerah atau sering disebut cabang ugamo Malim dipimpin oleh Uluan dan tempat peribadatan untuk itu disebut Ruma Parsantian.

Sampai tahun 1987 pengikut Ugamo Malim sekitar 660 rumah tangga sekitar 6000 jiwa. Sumber ajaran tersebut adalah saat awal Mulajadi Nabolon kembali ke banua ginjang bersama Siraja Odapodap dengan Siboru Deak Parujar setelah merestui dan memberkati Siraja Ihatmanisia dengan Siboru Ihatmanisia dengan sabdanya :”Jika kamu penghuni Banua Tonga hendak berhubungan dengan Aku dengan penghuni Banua Ginjang harus dengan sesajen yang suci dan bersih”.

Sudah kuberikan dua hata kepadamu, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan dirimu sendiri harus bersih dari najis. Bersumber dari ajaran tersebut Parmalim memberikan pelean atau sesajen suci dengan dihantar asap dupa dan air suci serta bersih tidak boleh makan daging babi dan anjing serta darah dan bangkai.


Raja Mulia Naipospos

Ugamo Malim adalah agama Batak Tua dan pengikut nya disebut Parmalim. Pada zaman raja-raja Sisingamangaraja I sampai dengan XII Ugamo Malim langsung dipimpin Raja Sisingamangaraja. Setelah raja Sisingamangaraja XII wafat, Raja Mulia Naipospos nuhi amanah Raja Sisingamangaraja XII untuk memimpin ugamo Malim sebagai peminpin spiritual. Amanah tersebut benar benar di jungjung tinggi oleh Raja Mulia Naipospos dan menempatkan pusat kegiatan di Huta Tinggi Laguboti Toba Samosir.

Setelah Raja Naipospos wafat, pimpinan Ugamo Malim, pimpinan ugamo Malim dilaksanakan puteranya Raja Ungkap Naipospos dan kemudian digantikan anaknya Raja Marnangkok Naipospos setelah ayahnya meninggal tahun 1981. Pucuk pimpinan ugamo Malim disebut ihutan berpusat di Huta Tinggi Laguboti. Ihutan memimpin umatnya dalam upacara upacara di Bale Pasogit atau Bale Partonggoan dimana adalah pusat peribadatan Ugamo Malim. Bale Pasogit ini dilengkapi dengan Bale Parpitaan dan Bale Pangaminan.

Selanjutnya Hukum Kesucian ini diturunkan dan diteruskan kepada Raja Sisingamangaraja. Itulah sebabnya berdasarkan kepercayaan Batak Tua bahwa Raja Sisingamangaraja bukan hanya pimpinan duniawi(sekuler) tetapi juga merupakanpimpinan adat dan pimpinan spiritual.

Selanjutnya menurut kepercayaan Parmalim dan Ugamo pengikut Malim setelah Raja Sisingamangaraja XII wafat (secara jasad) karena kasih Mulajadi Nabolon menjelmakan Roh-Nya pada Raja Nasiak bagi yang sebenarnya adalah roh Raja Sisingamangaraja XII sendiri.

Raja ini bertugas menata, membimbing umatnya Parmalim memasuki Rumah kesucian Tuhan. Hingga saat ini Raja Nasiak bagi tetap berada dan menjadi jungjungan Ugamo Malim.

Perihal Raja Nasiak bagi mempunyai dua belas wujud sebutan yaitu:

1. Raja Tubu

2. Raja sitautau

3. Raja tumurut adat

4. Raja panjalahi

5. Raja pangoloi

6. Raja panghophop

7. Patuan Raja Malim

8. Raja Tumurut Uhum

9. Raja shinta Mardongan

10. Raja Pandiori

11. Raja Sioloan

12. Raja Nasiakbagi



Bale Parpitaan adalah tempat untuk mengugamohon atau tempat untuk meniatkan sajian yang hendak dipersembahkan oleh Ihutan, sedang Bale Pangaminan adalah untuk tempat perkumpulan para umat Ugamo Malim dan dapat di tempati menjadi tempat tinggal selama menunaikan upacara upacara.





2 komentar:

  1. komentar sedikit yah,,nama pemimpin cabang itu bukan "Uluan" tetapi yang bener "Ulupunguan",,dan urutan nama nama Raja Nasiakbagi itu salah,,,yang bener adalah : 1-2-7-8-3-9-10-4-5-11-6-12 tks

    BalasHapus
  2. udah berapa jumlah penganut ugamo malim sedunia?

    BalasHapus

javascript:void(0)