Agama Kristen datang melalui
misionaris dari Eropa. Richard Burton, Nathaniel Ward. Dan Evans adalah
penyebar pertama yang datang membawa agama Kristen ke Tanah Batak. Mereka
bertiga sengaja diutus gereja baptis Inggris sebagai penginjil ke Indonesia khususnya
ke Tanah Batak, Sumatera.
Setibanya mereka di Bengkulu pada
Tahun 1820, Burton ditempatkan di Sibolga, Evans bertugas di Padang, Sedangkan
Ward di Bengkulu. Namun setelah 4 Tahun menginjil disana, mereka bertiga
mengalihkan penginjilan kearah Tanah Batak, karena diketahui daerah tersebut
sebagaian besar penduduknya masih Kafir atau belum memiliki agama.
Pada Tahun 1924 di Sibolga,
mereka mulai penjelajahan penginjilan dengan sasaran utama daerah Danau
Toba. Pada tanggal 4 mei 1824 di daerah
Silindung, mereka disambut dengan ramah oleh Raja raja Silindung. Raja menjawab
bahwa mereka tidak sanggup meninggalkan tradisi adat yang telah menjadi bagian
tubuh selama ini.
Pada Tahun 1834 dua missionaries
Amerika Serikat bernama Samuel Muson dan Henry Lyman diutus suatu zending di
Boston utk pekabaran injil di tanah Batak. Mereka memasuki SIbolga, lalu
kemudian ke Rura Silindung, namun mereka berdua dibunuh dan dagingnya dimakan
oleh sekelompok orang Batak. Peristiwa itu terjadi di kawasan Lobu Pining, dekat
kampong Adian Hoting ( Tobing, 1956 : 14). Peristiwa itu digambarkan sebagai
akibat ketakutan dan kemarahan orang Batak terhadap bahaya yang mengancam
kebebasan mereka yang datang dari pihak “sibontar mata” atau orang barat. Meski
peristiwa pembunuhan itu tersiar luas ke Eropa, namun para missionaries barat
seakan tidak takut untuk mengunjungi tanah Batak.
Holland mengirim Van Asselt untuk
bekerja sebagai penginjil di sumatera. Dia tiba di Padang pada bulan Desember
1856, Gubernur Sumatera Barat mempekerjakan nya sebagai pengawas produksi
perkebunan kopi milik pemerintah Belanda di Angkola sekaligus untuk misi
penginjilannya. Setibanya di sipirok kawasan Angkola, dia menunaikan tugas
penginjilan. Inilah usaha pertama kali yang berhasil dilakukan di Tanah Batak.
Dengan berbagai usaha Ia berhasil membaptis Jakobus Tampubolon dan Simon
Siregar sebagai orang pertama masuk agama Kristen di Sipirok bahkan diseluruh
kawasan Tanah Batak.
Selama rentang empat tahun, para
missionaries dari Belanda berdatangan mengikuti jejak Van Asselt seperti
Dammerboer bertugas di Hutaimbaru, Van Dalen di Pargarutan dan Betz di
Bungabondar yang kesemuanya berada dikawasan Angkola.
Pada 7 oktober 1861 Van Asselt
berkumpul bersama missionaries Belanda dirumah Bondanalolot Nasution di
Parausorat-Sipirok utk menyambut kedatangan missionaries Jerman dan
merencanakan penginjilan di Tanah Batak. Mereka adalah Klammer. Sejak itulah
berkesinambungan pengijilan di tanah Batak yang beralih dari missionaries
Belanda ke missionaries Jerman. Tanggal itulah yang dijadikan sebagai hari
lahirnya Gereja HKBP (Huria Batak Kristen Protestan).
Pekabaran injil (PI) yang paling
kuat dan membuahkan hasil adalah usaha yang dilakukan Ludwiq Ingwer Nommensen.
Dia adalah pendeta yang diutus
Rheinische Mision Gesellschaft (RMG) suatu organisasi gereja Jerman di kota
Bremen. Ia tiba dikota Padang pada tanggal 14 Mei 1862 setelah menempuh perjalanan
selama 142 hari dengan kapal Laut. Rencana awal dimulai dari Sipirok dengan
misi ke Barus. Pengijilan tersebut terus berkesinambungan hingga ke daerah Batak Toba, Silindung,
Tukka, Bungabondar, Simangambat, Huta Banjar, Sigotom. Ia juga memberikan
pengobatan terhadap warga tersebut, mendirikan sekolah di Huta Dame yang
selanjutnya dipindahkan ke Pearaja. Hingga kini kampung itu menjadi Pusat
administrasi Jemaat HKBP seluruh Indonesia. Hingga dewasa ini daerah Tanah
Batak khususnya Batak Toba mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen. (Sumber
:Agama Malim di Tanah Batak : Ibrahim Gultom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar