Welcome to http://jadimanhutapea.blogspot.com

Laman

Mual Peninggalan Raja Sisingamangaraja XII


Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII memiliki banyak peninggalan yang cukup bermanfaat dirasakan keberadaannya sampai saat ini, salahsatunya peninggalannya adalah mual / Sumur. Raja Sisingamangaraja XII sebagai salah seorang pejuang bangsa batak, meninggalkan banyak mual ataupun yang lebih dikenal dengan Sumur. Aek tersebut kadang disebut taor mual sipangolu atau kadang masyarakat menyebutnya “Mual Sipaulak Hosa” digunakan sebagai sumber air minum sebagai pelepas dahaga selama perjuangan melawan Belanda.

Dan Mual mual peninggalan Raja Sisingamangaraja XII masih banyak kita temukan di berbagai tempat, salah satunya di daerah Toba Samosir. Dan hingga saat ini Mual tersebut banyak dikunjungi orang orang yang menyakini akan khasiat dari air mual ini selain untuk mandi dan membawanya pulang sebagai air minum dan mungkin hingga obat. Memang harus diakui, air mual ini sangat sejuk dan juga sangat jernih. Karena faktanya jika datang dan memandikan airnya, setelah kita selesai mandi ,akan merasa segar dan sepertinya badan akan terasa ringan.

Mual peninggalan raja sisingamangaraja XII tersebar di beberapa lokasi di daerah kabupaten Toba Samosir seperti

· Mual di Kompleks Perkantoran Bupati Toba Samosir

· Mual di puncak Dolok Tolong daerah Tampahan Kecamatan Tampahan

· Mual di daerah Simare Kecamatan Habinsaran

· Mual di daerah Hutanamora Kecamatan Lumban Julu

· Mual Sipaulak Hosa di daerah Sibodiala Desa Pagarbatu Dolok Kecamatan Balige

· Mual Siguti Desa Lumban Gorat Balige Kecamatan Balige

· Taor Mual Sipangolu di daerah Sibarani Nasampulu Kecamatan Laguboti

Mual Lokasi Sibarani - Laguboti


Mual Lokasi Dolok Tolong - Balige
Mual Lokasi Kompleks Kantor Bupati Toba Samosir
Mual Lokasi Sibarani - Laguboti

Tao Lumban Binanga - Laguboti

Panorama alam sekitar pesisir Danau Toba, tepatnya di Desa Lumban Binanga Laguboti , Toba Samosir, Sumatera Utara. Tempat yang menjadi salah satu tujuan kunjungan wisata di daerah kecamatan laguboti itu, sudah mulai banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal. Hal itu terlihat dengan ramainya pengunjung pada saat minggu sore di lokasi tersebut. Disana juga sudah terdapat fasilitas penginapan / hotel maupun café untuk melengkapkan kunjungan wisata kita.

Selain kawasan pesisir danau yang langsung bergandengan dengan pasir yang kelihatan putih, tampaknya mendukung situasi untuk tidak melepaskan kesempatan untuk berenang di tempat tersebut. Harapannya semoga daerah pesisir danau toba di Lumban Binanga tetap mendapat perhatian penuh dari pihak masyarakat setempat maupun pemerintah untuk tetap lestari.


Panorama Alam Tao Lumban Binanga

Air Terjun Sampuran - Balige

Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Sama halnya dengan Air Terjun Sampuran yang berada di kawasan Desa Hutanamora, Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir.

Kondisi alam di sekitar air terjun yang sepertinya belum banyak terjamah manusia memberikan kenikmatan tersendiri bagi pengunjungnya. Hutan yang masih rimbun dan lebat menjaga ketersediaan sumber air terjun ini. Airnya yang sangat dingin dan segar dengan kualitas yang masih sangat bersih dan jauh dari pencemaran lingkungan sangat menyejukkan ketika dinikmati.

Daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata alam yang bias kita kunjungi selama 2 jam perjalanan dari kota balige sampai menuju tempat wisata. Air terjun sampuran dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama satu jam. Untuk para wisatawan pencinta alam, tantangan ini akan memberikan kepuasan tersendiri untuk menaklukkan medan menuju air terjun ini. Dengan menempuh sawah, batu batuan, rumput lalang ditengah hutan.

Air terjun Sampuran tampak dari kejauhan



Wisata Sejarah – Pusuk Buhit – Menara Pandang Tele

Pusuk Buhit itu menjadi nyata dan tidak hanya sekedar referensi wisata web lagi. Mengujungi Lokasi Wisata Sejarah seperti Perkampungan si Raja Batak, Batu Hobon, Batu Cawan, Aek Sipitudai dan lokasi bersejarah lainnya di kecamatan Sianjur mula mula, Samosir serta merasakan sejenak indah panorarama alam sekitar. Menaiki puncak Pusuk Buhit berkeliling lingkar jalan tersebut sambil menikmati pemandangan ke kawasan hijau lembah, bukit, dan arah Danau Toba.

Sekilas tentang rute perjalanan menuju tempat yang masih di anggap keramat dan misteri bagi pengunjung wisata ini dapat ditempuh dengan 5 jam perjalanan dari kota Balige. Sesampai di Balige kita memasuki wilayah Siborong-borong dan kita ambil jalur menuju Dolok Sanggul, kira kira dua jam dari dolok sanggul kita menuju arah ke Sidikkalang ( Dairi ) dan ditengah perjalanan, tepatnya di kota Tele kita masuk wilayah Pangururan. Di sepanjang jalan menuju pangururan kita akan melihat Menara Pandang Tele.



Dari Menara Pandang Tele, sebagai pengunjung pertama kita akan tertegun dan heran dengan panorama wisata alam yang sangat indah. Di tempat ini kita akan juga menyaksikan panorama Huta Ginjang, gagahnya Danau Toba, perkampungan Sagala Disana kita akan melihat panorama yang indah terkait kawasan sekitarnya baik kawasan Pusuk Buhit, lembah, maupun panorama Danau Toba.

Celah di bagian lingkar Timur Pusuk Buhit juga ada air hangat yang mengandung belerang jika angin pegunungan Bukit Barisan ternyata membuat badan semakin dingin menjelang malam. Melihat bukit pusuk buhit yang berdampingan langsung dengan danau toba, kondisi indah itu menyibukkan kita untuk dapat meng’’capture’’ setiap view yang kita lewati dengan camera.


Museum Batak Balige

Mengujungi Bona Pasogit, tentang hidup dan kehidupannya tidak lepas dari aktifitas kekayaan budaya batak sebagai landasan hidup moral yang berkelanjutan. Dengan segala kekayaan culture, aksesoris, tools dan perangkat pendukungnya. Demikian dengan segala kekayaan turunan seperti ulos, pakaian adat, gorga batak, patung sigale gale, losung, miniature sopo dan rumah batak dan keragaman peninggalan perangkat lainnya.

Kesemuanya tentang hal itu dijadikan sebagai koleksi artefak yang indah dan terklarifikasi tentang fungsi dan tujuan semua tools budaya batak. Dapat kita lihat dan temukan langsung di Museum Batak Nasional di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Lokasi Museum Batak yang terletak di Komplek TB Silalahi Center di Desa Soposurung Balige ini menyimpan dan mempamerkan enam suku peninggalan sejarah seperti Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak Angkola, Batak Simalungun, dan Batak Karo.

Eksterior Museum Batak Balige



Gedung yang diresmikan 18 Januati 2011 itu, dikonsep tradisional dengan ukuran gorga batak dengan modernisasi interior futuristic untuk mengimbangi kesan kuno namun tampil megah dengan modern design.

Harapannya adalah dengan adanya Museum Batak tersebut memberi citra yang baik pagi pribadi secara personal tentang kekayaan akal budi dan seni sekaligus menjadi terobosan untuk kita melestarikan kekayaan budaya dan sejarah suku batak. Bukan hanya sekedar pajangan, namun mendapat pesan dari setiap peninggalan citra seni batak.


Makam Pahlawan Sisingamangaraja XII

Berkujung ke Tanah Batak, Balige Soposurung atau biasa disebut Bona Pasogit menjadi kebiasaan sebuah hal yang mengharukan jika sudah lama dari tanah rantau. Salah satunya mengujungi lokasi makam pahlawan sisingamangaraja ke XII di lokasi soposurung, Balige Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Makam Pahlawan Nasional
Raja Sisingamangaraja XII Soposurung Balige

Raja Sisingamangaraja XII, bergelar Ompu Pulo Batu merupakan seorang penguasa daerah Tapanuli pada akhir abad ke-19. Dia wafat pada 17 Juni 1907 saat membela diri dari serangan pasukan Belanda. Pada kenyataan nya, beliau hanyalah raja di negerinya sendiri yaitu Bakkara, dan dikenal sebagai Raja Orang Batak. Makam ini dipindahkan dari Tarutung.

Lokasi ini berjarak sekitar dua kilometer dari balige, menemukan makam ini, dapat juga sekaligus melihat gedung perpustakaan di lokasi tersebut. Disana kita akan mengetahui lengkap tentang biografi beliau. Dengan sarana tersebut diharapkan kita lebih mengenal dengan tokoh pendahulu kita, terkait perjuang kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Sekaligus berkunjung sebagai ungkapan rasa hormat atas perjuangan yang telah dilakukan Raja Singamangaraja XII mengadakan perlawanan terhadap kompeni Belanda di daerah Tapanuli.


Tortor Hasunduton

Tortor ini mengambil tuah gendang terdiri dari tingkat kekerabatan suhut dan suhu ni ampang na opat keluarga.

Gendang pertama disebut gondang Mulajadi, gondang Mula Tompa. Sikap hasuhuton pada tortor ini adalah menyembah kepada Mulajadi Nabolon dan dalam hal penganut Agama Kristen adalah mendoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud tortor menyembah diatas kepala.

Gendang kedua disebut gondang mula mula dimana tortor adalah menyembah berputar ditempat ke arah mata angin desa na ualu, dengan maksud bahwa setiap pekerjaan ada mulanya dan permulaan itu diharap baik baik dan agar mendapat mula yang baik

Gendang ketiga adalah gondang somba somba dalam wujud sikap tortor tangan menyembah minta izin dan restu dari khalayak ramai mereka diperkenankan melaksanakan acara itu



Gendang keempat adalah gondang sampur mareme, dalam sikap tortor mula mula menyembah, kemudian dapat dilanjutkan dengan sikap tangan menari dengan maksud agar tuah dari orang tua mereka, termasuk petuah petuah dan amanatnya serta petunjuk roh suci menjadi hidup mereka dan menjadi kesejahteraan keluarga.

Gendang Kelima adalah gondang Liat Liat dalam wujud tortor menari berkeliling menurut lingkaran dengan makna agar hasuhuton, dan semua yang terlibat dalam upacara mendapat restu.

Gendang ke enam adalah gondang hasahatan wujud tortor menari di tempat dengan maksud apabila acara ini sudah selesai dilaksanakan agar tuah setelah melakukan upacara itu.

Gendang ketujuh adalah gondang sitio tio wujud tortor dengan sikap ulos menyambut tuah agar akibat dari pelaksanaan upacara membawa tuah kesejahteraan dan kejernihan bagi keluarga dan semua yang terlibat dalam acara.

Marlapo Tuak


Pemuda maupun orang tua sering minum minuman itu, salah satu jenis minuman beralkohol di kampung tanah Batak Toba. Petani yang habis pulang dari ladang sawah maupun dari Tao Toba tak heran, usai marulaon langsung pergi ke lapo tuak, tempat partungkoan orang orang batak khususnya pada kaum lelaki.

Memang kurang rasanya jika seusai kerja dan sudah badan pegal pegal tanpa meminum tuak tersebut. Banyak orang menyebut nya aek si paulak gogo, hua ni tano. Karena memang jika minum tuak tersebut pikiran serasa melayang, pikiran yang terbeban serasa jadi ringan dan teratasi. Masalah nya itu hanya hal itu sudah wajar karena sudah mengandung alkohol.

Lokasi Marlapo di cafe Terafung - Balige

Disisi budaya, ini menjadi nilai budaya batak Toba yang sudah menjadi tradisi dan kebiasaan. Di gelar juga acara minum tuak di setiap upacara batak, baik itu mangoli, ulaon na monding, maupun ari pesta. Hal itu tidak lepas dari para pemuda dengan kebiasaan nya marlapo Tuak sambil memainkan gitar dan melagukan nada nada lagu batak. Jika mengingat hal itu, memang itu lah salah satu culture budaya batak.

Lokasi Marlapo di Silaen

Berpikir secara positif, minum tuak membuat kita marsaor dengan dongan tubu, mempererat kekerabatan antara satu pribadi dengan pribadi yang lain. Tidak tertutup kemungkinan, marlapo tuak juga membiasakan kita untuk berinteraksi dengan dunia budaya batak itu sendiri. Sekilas memang tidak bermanfaat, namun tergantung pikiran kita yang menyikapi sudut pandang sendiri tentang marlapo tuak.

Nilai Budaya Batak Toba

Kebudayaan adalah segenap perwujutan dan keseluruhan hasil pemikiran (logika), perasaan (estetika) dan kemauan (etika) sebagai buah usaha budi dalam mengelola cipta, rasa dan karsa untuk mewujudkan karya budaya dan interaksi budaya sipiritual dan produk budaya yang bersifat material. Menurut para ahli bahwa setiap kebudayaan itu pada umumnya paling sedikit terdiri dari tiga wujud yaitu : pertama wujud kebudayaan suatu himpunan gagasan gagasan yang sering disebut kompleks gagasan .kedua, wujud sebagai jumlah perilaku yang berpola yang di sebut kompleks aktifitas. Ketiga, wujud kebudayaan sebagai kumpulan benda dan arti paks yang disebut karya budaya.

Patung Sigale gale wujud karya budaya Batak Toba

Wujud Kebudayaan sebagai kompleks gagasan

Merupakan konsep pemikiran manusia. Sebagai kompleks gagasan, kebudayaan adalah bersifat abstraks tidak dapat dilihat, didengar atau diraba. Wujud ini disebut sistem budaya. Sistem budaya adalah rangkaian proses gagasan atau rangkaian proses pandangan yang paling berharga dan bernilai dalam hidup manusia.

Gagasan itu mencakup bagaimana pandangan manusia mengenai alam, terhadap sesama manusia, tentang pengetahuan dan pekerjaan, tentang ketuhanan, pandangan manusia tentang ‘waktu’. Berkat nilai budaya itulah maka manusia berbuat untuk kehidupannya, baik dalam hubungan ketuhanan, kemanusiaan maupun untuk berkarya.

Wujud kebudayaan sebagai Kompleks Aktifitas

Adalah interaksi manusia yang timbul berkat nilai budaya yang dihayatinya untuk menghadapi lingkungannya, yaitu wujud nilai budaya yang timbul dalam bentuk sosial. Sistem sosial adalah sistem yang menata hubungan manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan manusia dengan alam,sesama manusia, mendorong aktifitas untuk berkarya guna kebutuhan sosialnya.

Termasuk didalamnya sistem kekerabatan, panggilan kekerabatan dan sopan santun kekerabatan akan dapat diketahui dari sistem sosialnya. Jadi nilai budaya, sistem sosial dan karya budaya suatu suku bangsa adalah merupakan satu kesatuan.

Aksesories di galery souvenir TB Silalahi Center Balige
menjadi salah satu item budaya Batak Toba


Wujud kebudayaan sebagai kumpulan benda.

Disebut aset budaya yag tumbuh dari kompleks aktifitas demi kebutuhan sosial, baik kebutuhan spiritual mendorong manusia untuk berkarya atau berbuat. Hasil kerja demikian disebut karya budaya, berwujud konkrit dan nyata disebut dengan istilah phisical culture. Karya budaya itu tumbuh dari sistem sosial.

Para ahli telah sependapat bahwa unsur kebudayaan materi itu adalah kebutuhan sosial antara lain tentang sistem masyarakat, bahasa, sistem ekonomu, pengetahuan, kesenian dan religi. Maksudnya adalah bahwa seseorang akan berbuat demi kemasyrakatan, berkomunikasi dengan bahasa, meningkatkan ilmu demi kesejahteraan, teknologi demi memajukan teknologi bermoral demi kebutuhan spiritual.

DALIHAN NATOLU - NILAI BUDAYA - SUKU BATAK

Dalihan artinya tungku yang dibuat dari batu. Na artinya yang, tolu artinya tiga. Jadi arti dalihan natolu adalah tiga tiang tungku. Ketiga dalihan/tungku yang ditanam berdekatan berfungsi sebagai tungku tempat alat masak yang dijerangkan. Besar dalihan harus dibuat sama besar dan ditanam sedemikian rupa sehingga jaraknya simetris satu sama lain, dan tingginya harus sama dan harmonis.

Dalihan natolu bukan sekedar tungku nan tiga prasarana memasak, tetapi menyangkut seluruh kehidupan yang bersumber dari dapur. Istilah dalihan bagi sub sub Suku Batak tidak sama tapi prinsipnya adalah sama. Misal Batak Karo dan Batak Pakpak Dairi adalah daliken, sedang batak Toba, Batak Simalungun dan Angkola Padang Lawas, Sipirok-Mandailing istilahnya adalahdalihan.

Masing masing dalihan berdiri sendiri dan ditata agar tetap harmonis. Demikianlah keadaan kekerabatan Suku Batak dan pandangan hidup nya, bahwa suhut, hula hula dan boru masing masing mempunyai pribadi dan harga diri tahu akan hak dan kewajiban sebagai pelaksana tanggung jawab. Peranan marga dalam menentukan tempat dan kedudukan sangat penting dalam pertalian Dalihan Natolu. Pertalian apa yang ada antara seseorang dengan pusat kejadian.

Orang mengambil satu rumusan hikmat hubungan

  • Hendaknya setiap hula hula elek marboru maksudnya agar hula hula selalu menjaga sikap membujuk sayang terhadap boru, karena borulah sebagian dari penanggung jawab kegiatan. Walaupun boru itu selalu dibujuk sayang oleh hula hula, bukan berarti supaya boru itu manja.
  • Sebab itu setiap boru dalam hikmat nya harus somba marhula hula, maksudnya adalah agar setiap boru hendaklah bersikap sembah atau hormat kepada hula hula.
  • Sedang pusat kejadian yaitu suhut dengan kawan semarga nya disebut sabutuha hendaklah bersikap manat mardongan tubu , maksudnya agar sesama marga hendaklah bersikap prihatin dan hati hati.

Demikian hubungan hikmat ini dengan keadaan agar segala sesuatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan sempurna. Hikmat kewajiban seperti inilah yang perlu di tata agar harmonis dalam kekerabatan, sebagai mana tiang tungku tiga yang diletakkan harmonis satu sama yang lain.

Ketiga unsur yang berdiri sendiri tidak akan ada arti, tetapi harus kerja sama satu sama yang lain baru menghasilkan manfaat yang tanjam. Unsur pertama adalah suhut dengan saudara lelaki disebut dongan sabutuha. Unsur kedua adalah saudara suhut yang perempuan dengan suaminya disebut boru, dan unsur yang ketiga saudara lelaki dari isteri suhut disebut hula-hula.

Ruma Ijuk Ruma Gorga

Ruma ijuk ruma gorga dalam arti harfiahnya adalah rumah beratap ijuk dan mempunyai gorga. Dalam penghidupan sehari hari artinya adakah nabisuk jala na malo marroha. Nabisuk artinya penuh bijaksana, na malo marroha artinya cerdik dan pandai serta diplomat.


Demikianlah kepada seorang yang telah mendapat pendidikan dan pengajaran pertama dari dalam rumah seperti yang di jelaskan dimuka, apabila seorang yang keluar dari rumah melalui tangga maka ia harus menjadi Ruma Ijuk, Ruma Gorga simbol dari Nabisuk jala Namalo Marroha. Ruma di Uhum Manotari di Adat yang artinya bahwa rumah itu adalah tempat belajar hukum atau aturan dan menjiwai adat dari Nilai Dalihan Natolu.


Seseorang yang dikatakan dewasa pada Batak Toba, apabila seseorang itu telah dapat bertanggung jawab atas aturan dan Adat Batak, penuh bijaksana, cerdik dan pandai serta bersifat diplomat.

Jenis Rumah Adat Batak

Jenis Rumah Batak Toba adalah gambaran masyarakat Batak Toba hidup bersama dalam satu kesatuan itu (Sitolumbea) dan adanya pengakuan kebebasan pribadi dalam arti rumah tangga yang tergambar pada Jabu sibaba Amporik. Satu hal yang menarik dari rumah batak toba ini adalah tidak mempergunakan paku sebagai pengikat atau pelekat. Pengikat dan pelekatnya hanya menggunakan tali dan rotan serta hansing hansing terdiri dari kayu keras berasal dari inti pohon enau atau tuas kayu juhar.

JABU SITOLUMBEA

Pintunya dari bawah bagian tengah sebelah muka. Untuk memasuki rumah, kepala lebih dahulu masuk berada didalam rumah baru bagian kaki. Dapat dikatakan untuk masuk ke rumah batak toba adalah dengan naik tangga lalu menyuruk dari bawah baru masuk keatas kedalam rumah.

Apa maksud model rumah demikian ? masih belum diteliti. Apakah hal itu bermakna agar seseorang berkomunikasi dengan seseorang lebih dahulu dengan sopan santun melalui bagian kepala yaitu bagian kening-muka-telinga dan mulut baru bagian kaki, belum jelas sampai sekarang. Penghuni rumah ini adalah nasaripe keluarga basic batak toba yaitu Parjabu Bona- Parjabu Suhut- Parjabu Soding- Parjabu Tamparpiring. Ditengah tengahnya terdapat Dapur dengan kelengkapannya dan sarana tempat pemujaan terhadap Mulajadi Nabolon dan leluhur mereka.


Jenis Jabu Sitolumbea di Huta Bibiraek Kecamatan Laguboti

JABU SIBABA NI AMPORIK

Penguni rumah ini adalah anak laki laki yang baru berkeluarga dari nasaripe tersebut yang lebih senang berumah sendiri dengan pintu bagian rumah dari bagian tengah muka. Rumah ini agar tampak lebih anggun. Dan jabu sitolumbea tampaknya lebih kukuh.

Ada yang menyatakan rumah ini adalah untuk Raja, dalam arti bukan untuk penguasa melainkan untuk seorang yang penuh tanggung jawab. Karena rumah tersebut adalah bentuk keinginan berdiri sesuai keinginan kebebasan manusia yang dalam hal ini bahwa penghuni Sibaba ni Amporik tetap terikat dalam hubungan kekerabatan Batak Toba di dalam kemandiriannya itu.


Jenis Jabu Si Baba ni Amporik di Lumban Lobu Parik - Kec. Porsea


Pengertian jabu batak memiliki prinsip sesuai dengan fungsi kekerabatan. Dan setiap mendirikan jabu tersebut harus memperhatikan pintu masuk ke rumah dari muka bangunan. Dengan memperhatikan pintu masuk ke rumah maka dengan sendiriannya, bagian belakangsudut kanan tempat upacara menjadi jabu bona dan bagian belakang sudut kiri menjadi jabutampar piring dan bagian muka sudut kiri menjadi jabu suhut serta bagian muka sudut kanan menjadi jabu soding. Termasuk juga harus memperhatikan bagaian telaga dan halangulu.



Huta Batak dalam hubungannya dengan Dalihan Natolu

Kampung atau perkampungan itu adalah tempat tinggal manusia. Tempat tinggal manusia yang terikat dengan wilayah daerah dalam bentuk pemerintahan kecil disebut desa. Maksud huta dalam hal ini adalah tempat tinggal manusia Batak Toba dalam hubungan nya dengan Dalihan Na Tolu dalam perkembangan Batak Toba.

Orang batak yang mengaku dirinya Bangsa Batak pada saat dulu itu tergambar dalam bentuk Huta, yang menjadi wujud bentuk budaya dan adat Batak Toba. Hal tersebut sekaligus menggambarkan nilai budaya yang diciptakan nenek moyang dari Batak dan menjadi sumber adat saat ini.


Rumah yang pertama sekali dibangun adalah Rumah Batak Sitolumbea yang di huni keluarga dasar. Dengan memperhatikan berdirinya tempat tinggal tersebut yang disebut huta dan membandingkan cara cara penataan dalam kehidupan sosial yang berasal dari Rumah Batak Sitolumbea keluarga dasar antara kaitan tempat tinggal yang disebut kampung dengan tata cara mengatur perikehidupan seisi kampung, keseluruhan nya tersirat dalam pengertian huta.

Dalam sebuah huta didalam porlak huta juga terdapat bona ni pinasa. Pengertian Bona ni pasogit dengan bona ni pinasa menjadi tidak dapat dibedakan yaitu bona pasogit bersumber dari kampung halaman dan sama sama mengandung arti tanah air. Di dalam kampung pada umumnya sebelah kanan gerbang di tanam pohon beringin.




Dibawah pohon beringin tersebut ditata sedemikian rupa menjadi tempat duduk, baik dari batu maupun dari tunggul kayu menjadi tempat bersidang penghuni huta yang tempat itu dinamakan Partungkoan.

Dalam sebuah huta terdapat

v Rumah Bolon

v Sopo

v Partungkoan dari pohon beringin

v Bona ni Pinasa yaitu Pohon Nangka

v Losung yaitu tempat menumbuk padi seisi kampung

v Parik ni huta dari Pohon Bambu

v Harbangan, yaitu gerbang pintu masuk ke huta

v Harbangan Pudi, yaitu gerbang masuk keluar dengan tangga untuk seisi kampung saja

v Porlak, yaitu pekarangan masing masing penghuni

v Pargadongan, yaitu perladangan untuk seisi kampung

v Parhaumaan, yaitu sawah seisi kampung

v Parlape-lapean balian ni huta, tempat beristirahat.

ASAL USUL SUKU BATAK

Suku batak adalah salah satu suku bangsa Indonesia, penduduk tertua yang mendiami Sumatera utara dengan wilayah kebudayaan Pakpak Dairi, Tanah Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli tengah dan Tapanuli Selatan terdiri dari enam sub suku yaitu

  • Pakpak Dairi
  • Karo
  • Simalungun
  • Toba
  • Angkola/Sipirok
  • Mandailing



Suku batak adalah termasuk suku Batak Melayu yang berdasarkan teori umum berasal dari Hindia Belakang menyebar ke Nusantara satu rumpun dengan Suku Gayo, Alas, Suku Komering, Suku Lampung, Suku Bugis, dan Suku Batac di Philipina dari rumpun Bontok.

Berdasarkan Buku DALIHAN NATOLU NILAI BUDAYA SUKU BATAK, karangan Drs.DJ. Gultom Rajamarpodang, bahwa dikatakan Suku Batak tersebut berasal dari Timur Tengah yang hijrah ke arah Timur melalui Selatan Persia dan Sempat mendirikan Kerajaan Bhadaga di India Selatan. Karena serbuan Bangsa Arya dari Utara Suku Batak itu meninggalkanIndia Selatan dan ke arah Barat sampai di Madagaskar dan ke arah Timur memasuki Hidia Belakang dan ada pula yang sampai di Pulau Morsa, mendirikan Kerajaan Bhataka, sepanjang Pulau Sumatera, yang lainnya menyusur ke Utara dan menjadi Suku Bugis dan Batac di Philipina.

Suku Batak artinya suku murni atau Suku Asli, telah menganut kepercayaan berKetuhanan Yang Maha Esa yaitu Debata Mulajadi Nabolon dengan wujud pancaran kuasanya Debata Na Tolu yaitu :

· Debata Batara Guru

· Debata Sorisohaliapan

· Debata Balabulan

Merupakan hahomion, habonaran dan hagogoan dari Mulajadi Nabolon.

Berdasarkan Mithologi Siboru Deakparujar sejak perpindahan rumpun Suku Batak ini dari Timur Tengah, sejak Siraja Ihat Manisia sampai dengan Raja Sumahang Doha telah mencapai 87 pemerintahan dimana terakhir ini di taklukkan Rayendra Cola III dari India Selatan tahun 1029. Raja dengan kedua putranya beserta keluarga mengundurkan diri dari pedalam ke Pusuk Buhit di tepi Danau Toba dan menamakan dirinya si Raja Batak serta mengclaim Harajaon Batak lanjutan Kerajaan Haru yang maritim. Inilah permulaan dynasti ke IV dengan nama Raja Buhit Lingga.

Siraja Batak berputera 2 orang yaitu Tateabulan dan Sumba. Tateabulan berputera 5 orang putera dan 4 orang puteri, sedangkan Sumba berputera 3 orang salah satunya adalah Tuan Sorimangaraja yang kawin dengan Siboru Biding Laut dan Siboru Anting Sabungan putri Tateabulan.

Sariburaja putra Tateabulan menimbulkan permasalahan dikalangan keluarga dengan mengawini saudaranya sendiri yaitu Siboru Pareme. Sariburaja dan siboru Pareme melarikan diri dan dari perkawinan mereka lahir Siraja Lontung. Saribu Raja tidak sempat bertemu lagi dengan Siboru Pareme, pergi mengembara dan kawin kembali. Dari perkawinan Sariburaja yang kedua ini melahirkan Siraja Borbor.


Pada mulanya tidak ada masalah antara Siraja Lontung dengan siraja Borbor. Setelah Siraja Borbor mengetahui masalah keluarga dan Siraja Lontung mengawini ibunya sendiri Siboru Pareme, maka Siraja Borbor memihak Limbong Maulana, Sagala Raja dan Malau Raja yang disebut Borbor Marsada bersama sama hendak menyingkirkan Siraja Lontung. Dalam perselisihan itu Tuan Sorimangaraja termasuk keluarga Tateabulan berusaha mendamaikannya.
SOPO GURU TATEA BULAN
KEC. SIANJUR MULA-MULA


Hasil pemufakatan untuk menyelesaikan masalah keluarga Tateabulan yang didasarkan pada kepercayaan Debata Na Tolu, akhirnya Dalihan Natolu itu menjadi ide vital menjadi sumber perilaku Batak Toba, baik dalam kehidupan spiritual maupun duniawi. Sekaligus merupakan prwujudtan moral masyarakat Batak Toba yaitu, manat mardongan tubu, somba marhula hula dan elek marboru.

Ulos Batak - Lestarikan makna dan fungsinya


Pakkeon ma ulos on, asa dilapiki sian ginjang
Disaongi sian toru
Unang ngalian
gabe jala mamora
mambuan goar nauli di luat portibion


Ragi idup na linggom

· Ragi idup si linggom, gorga ni badan antar songon na linggom

· Ragi idup si linggom ndang di pagais gais, jadi ingkon di pesan

· Ulos dipasahat tu anakhon na marpanggkat – na marhuaso; songon pangidoan asa boi marlinggom ( tempat berlindung) angka na ni gomgomanna. Jala suman do on pasahaton molo ro pejabat tinggi tu sada luat.


Mangiring

· Dipasahat tu dakdaknak na baru sorang manang tardidi, manan gabe ulos tali tali dohot sinampe-sampehon.

· Laho Pasahathon huhut marpangidoan : giring giring gostagosta , sai tibu ma hamu mangiring iring huhut mangompa ompa

Mangiring Pinursang

· Dipasahat molo adong na baru sohot, sian partuturon na marsisuharan (kacau), isarana : aturan hula hula gabe pamoruon

· Lao Pasahathon : rundut biur ni eme mambahen tu porngisna, masijaitan andor ni gadong mambahen tu ramosna ‘ artinya, biarlah partuturron jadi sedikit kacau kalau itu demi kebaikan

· Boi dipakke sitalihononhon manang di sampehon



Sirara (Ragi Hotang)

· Ulos ragi hotang huhut do digoari sirara jala molo tung mansai denggan didok m “potir si na gok”

· Pamakkena :

ü Ulos hela (pengantin) sian natoras

ü Ulos Holong tu pengantin sian na torop

ü Ulos tu na magodang (>= 12 Tahun)

ü Ulos saput tu naung sohot alai ndang mardakdaknak

ü Mangupa tu natua tua (malua sian parmarahan)

ü Mangompoi bagas;sian hula hula tu natua tua na so marpahompu dope

ü Mangokal holi sian hula hula

ü Ulos saput dohot tajung tu na sari matua

ü Hadangan ni hasuhuton naung mardakdaknak / marboru dohot naung marpahompu tikki arsak ni roha

· Umpasa na marhadomuan tu ulos on:

ü Hotang do ragian, hadang hadangan pansalongan; siahaan gabe sianggian, molo hurang sinaloan

ü Hotang binebe-bebe, hotang pinulos pulos; unang iba mandele, ai godang do tudos tudos

ü Tumbur ni pangkat tumbur ni ni hotang; tu si hamu mangalakka sai disi ma hamu dapotan parsaulian

ü Hotang hotari, hotang pulogos;gogo ma hamu mansari asa dao pogos

ü Hotang do bahen hirang, laho mandurung pora pora; sai dao ma nian hamu nasirang, alai lam balga ma holong ni roha

ü Hotang di para para, ijuk diparlabian, sai dao ma nasa mara, jala sai roma parsaulian.


Suri Suri / Togu Togu/ Lobulobu

· Ulos on mardomu do rambuna, jadi gabe hira mandar

· Dipangkehon ulos on di jabu, di pangke holan angka ina, asa tongam berengon

· Godang di baen gabe parompa

· Digoari lobu lobu, asa bongot(lobu) angka na denggan tu bagas ni na mamangke

· Molo adong sada borua mangompa ibotona huhut diendehon : ulos lobulobu marrambu ditonga tonga, tibu ma ho ito doli doli jala mambahen si las ni roha. Molo mangompa borua, didok : ulos lobu lobu marrambu di tonga tonga, sinok ma modom ho, anggi, suman tu boru ni namora

· Dilehon natorasna tu boruna molo leleng ndang mardakdaknak.

Sibolang

· Huhut di goari sibulang, ima na pinasahat tu sasahalak na adong marpahompu sian pambahenan na uli, isarana : ulubalang na patalu musu, na boi pamatehon nagogo ( binatang buas), boru namanghophop hula hulana.

· Ulos saput tu natua tua naso marpahompu, naung marpahompu sian anak manang holan sian boru, saput tu naung marpahompu sian anak songoni sian boru

· Molo dipasahat gabe ulos pansamot, namarlapatan nasumintahon asa natoras nihela gabe sada pangalu aluan ni anakhon, nagogo mansamot jala parpomparan sibulang bulangan dohot pandohan: marasar sihosari di tombak panggulangan, sai halak na gogoma hamu mansari jala parpomparan sibulang bulangan.

· Hadangon ni hasuhuton dohot si solhot di tingki na monding alai di luat na deba

Catatan :

ü Di sipaettua, ulos saput dohot ulos tanjung sian hula hula

ü Diluat na deba : ulos tanjung sian hula hula, ulos saput manang sian tulang ni namonding.


Sadum / Godang

· Ulos sadum manang Ulos godang di tonun di Angkola dohot di Tarutung / silindung

· Ulos on mansai uli, alai derajat na tong do ditoru ni Ragi Idup

· Pamangke na :

ü Ulos na marpangidoan asa godang pasu pasu

ü Ulos holong tu pengantin (somal di silindung)

ü Molo ulos holong tu pomparan ni na saur matua, unsuman dipasahat tu boru/bere

Pinussaan & Ragi Idup

· Sarupa do ulos pinussaan dohot ragi idup. Molo tonunan Toba didik ma Pinussaan alai molo tonunan Tarutung digoari Ragi Idup

· Ulos on marlapatan na mansai arga do ngolu jala mabiar tu hamatean. Ido umbahen gorgani ulos on patuduhon gombaran ni jolma na marhosa, ala ni arga ni ngolu, laos ido mambahen boi bilangan do halak batak mate maningkkot, nangpe ndang mabiar mate molo udan naso hasaongan. Jala halak batak mabiar pogos gabe di haringkothon ma gogo mansari dohot pasingkolahon ianakhonna. Didok : agia pe lapa lapa asal ditoru ni subuan agia pe marlalap asal ma di hangoluan, ai sai na boi do partalaga gabe parjujuon.

· Ragi Idup digoari raja ni Ulos, ala na ulos on ma na tumimbo pamangkena; jadi ndang sumbarangan pamakke na, maol di tonun jala mansai rundut.

· Pamangkena

ü Ulos pansamot tu natoras ni pangoli

ü Ulos pangomgom tu ompung ni pangoli

ü Ulos saput dohot ulos sampetua tu namarpahompu, sarimatua, saurmatua, maulibulung.

Sitolutoho/sitoluntuho

· Gorgana tolu : Mangombarhon dalihan natolu

· Dipasahat dohot tona: manat mardongan tubu(molo naeng sangap,manat mardongan tubu),somba marhula hula ( molo naeng ho gabe somba, somba maho marhula hula), elek marboru ( molo naeng ho mamora, elek ma ho marboru)


Bintang Maratur

· Ulos tu boru na paintehon haroan na uli ( 7 bulanan)

· Dipasahat dohot pandohan:

ü On ma Ulos maratur;siatur maranak, siatur marboru, siatur-hagabeon,siatur hamoraon

ü On ma ulos ni si boru Habonaran, Si Boru Deak Parujar, mula ni panggantion dohot parsorhaon, pargantang-pamonori, na so boi lobi na so boi hurang

· Dipangke : sitalihonon atau sinampe-sampehon


Bolean

· Bolean dipasahat marlapatan mangapuli roha ; membelai belai

· Dipasahat tu dakdaknak naso adong be natorasna, songon pangidoan asa tabah


javascript:void(0)